header pta Baru

148. MENELADANI KEHIDUPAN KELUARGA ALI BIN ABI THALIB & FATIMAH AZZAHRA KULTUM DISAMPAIKAN OLEH PANITERA

Written by PA Sampit on . Posted in Sampit

Written by PA Sampit on . Hits: 342Posted in Sampit

 

 

 

Sampit│pa-sampit.go.id

PA.SAMPIT Dalam lanjutan tausyiahnya beliau juga menceritakan Asbabun Nuzul dari Q.S. Al-Insan : 8 s/d 9). Menurut beliau saat masih kecil Hasan dan Husain kedua putra Imam Ali bin Abi Thalib jatuh sakit tatkala penyakit keduanya semakin parah, Imam Ali dan isterinya Fatimah bernazar; apabila kedua putranya sembuh, mereka akan berpuasa selama tiga hari.

Suatu hari, Imam Ali mendatangi rumah seorang Yahudi untuk bekerja mengambil upah memintal wol dengan upah tiga sha’ gandum. Dan saat kedua putranya sembuh. Ali bin Abu Thalib dan Sayyidah Fatimah pun akhirnya menepati nazarnya berpuasa selama tiga hari.

Pada hari pertama, Fathimah menggiling satu sha’ gandum untuk membuat roti. Sembari menunggu saat berbuka, tiba-tiba pintu rumah mereka diketuk seseorang. Ali membukanya dan menjumpai seorang lelaki miskin meminta sedekah. Lalu Fatimah segera memberikan roti mereka kepada lelaki renta tersebut.

Pada hari berikutnya, mereka menggiling satu sha’ gandum dan mengolahnya menjadi roti. Menjelang Maghrib, seorang anak yatim datang ke rumah mereka meminta makanan untuknya dan saudara-saudaranya yang masih kecil. Ali bin Abu Thalib dan Fatimah pun memberikan makanan yang ada.

Untuk melengkapi nazarnya, mereka berpuasa pada hari ketiga. Tiba-tiba seorang tawanan mengetuk pintu rumahnya untuk meminta sedekah. Mereka pun melakukan hal yang sama dengan dua hari sebelumnya. Tentu saja, mereka menjadi lemah karena sangat lapar.

Pada hari berikutnya Ali bin Abu Thalib dan Fatimah membawa kedua putranya Hasan dan Husein menemui kakeknya Rasulullah SAW, dengan berjalan tertatih-tatih karena tidak makan selama tiga hari berturut-turut. Melihat kondisi putrinya fatimah dan kedua cucunya Hasan dan Husain yang sangat lemah, Nabi SAW menangis sambil memeluk mereka. Saat itulah Malaikat Jibril menurunkan {Q.S. Al-insan : 8 s/d 9}.

Meskipun ayat ini diturunkan berkenaan dengan Syaidina Ali dan Fatimah, namun ayat tersebut juga ditujukan kepada kita untuk meneladani mereka. Sifat tamak terhadap materi duniawi adalah penyakit hati yang akan menjerumuskan kita pada kebinasaan.

Bahkan Nabi SAW menyebut “Orang bakhil itu musuh Allah, walau ia seorang yang Alim”. Seorang yang sudah meninggal saja bermohon kepada Allah agar menunda kematiannnya agar ia bisa kembali bersedekah, sebagaimana yg diabadikan Allah dalam {QS. Al Munafiqun : 10}.

Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematian-ku sedikit waktu lagi, niscaya aku akan bersedekah …”

Diakhir tausyiah, beliau mengajak segenap aparatur Pengadilan Agama Sampit untuk mengisi sisa-sisa hari di bulan ramadhan ini dengan kegiatan positif sehingga Ramadhan benar-benar membawa kita untuk kembali suci, seperti baru dilahirkan.(Redaksi/dhea).

 

 

 

Hubungi Kami

Kantor Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya

Jl. Cilik Riwut Km. 4.5 (73112) Palangka Raya 73112 Telp (0536) 3222837 Fax (0536) 3231746

Tautan ke Situs Sosial Media