296. Jasamu tiada tara
“Jasamu tiada tara”
Coffee Morning PA Muara Teweh Memperingati Hari IBU Tahun 2021
Muara Teweh Ι pa-muarateweh.go.id
Rabu, 22 Desember 2021 bertepatan dengan memperingati Hari Ibu Pengadilan Agama Muara Teweh mengambil moment tersebut untuk mengadakan Coffee Morning sekaligus memperigatinya. Dalam Acara Coffee Morning ini langsung di buka dan di pimpin oleh Ketua PA Muara Teweh Abdullah, SHI, MH. Abdullah menyampaiakn tentang perjuangan seorang ibu khususnya di PA Muara Teweh yang mana sosok Wanita perkerja dan juga seorang ibu di rumah. Pekerjaan yang boleh dikatakan sangat melelahkan tetapi tetap dilakukan seorang ibu untuk keluarganya.
Menilik sejarah Hari Ibu diperingati pada tanggal 22 Desember ini diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 1928, di tahun yang sama dengan Sumpah Pemuda. Kongres ini dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra. Kongres Perempuan Indonesia I diselenggarakan di Djojodipuran, Yogyakarta.
Kongres Perempuan Indonesia I juga menjadi salah satu puncak kesadaran berorganisasi kaum perempuan Indonesia. Sejumlah tuntutan yang penting bagi kaum perempuan juga lahir dalam kongres ini. Di antaranya penentangan terhadap perkawinan anak-anak dan kawin paksa serta beasiswa untuk anak perempuan dan sekolah-sekolah perempuan. Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 menetapkan tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu sebagai Hari Nasional yang bukan hari libur. Pada 22 Desember 1965, Presiden Soekarno dalam peringatan Hari Ibu menegaskan, perempuan adalah tiang negara. Oleh karena itu, perempuan diharapkan bersatu agar negara Indonesia tetap kuat.
Pada kegiatan Coffee morning ini juga disampaikan sambutan dari perwakilan staf Wanita di PA Muara Teweh yaitu Hj. Hayani, S.Ag yang juga merupakan Panmud Permohonan dan juga perwakilan dari Seluruh Pegawai Abdurahman Sidik, SHI Hakim PA Muara Teweh. Sidik dalam sambutan bercerita tentang “Pohon dan Anak” yang secara keseluruhan menceritakan beban pohon yang diberikan kepada seorang anak untuk tetap memberikan dia mulai dari kenyamanan dan warna kehidupan, dan ditutup dengan doa oleh Bapak Humaidi, SH.(aes)
“Ibu Jasamu tiada tara”