header pta Baru

Pembekalan Mewujudkan Zona Integritas (Webinar)

Written by Saiful Imran on . Posted in Muara Teweh

Written by Saiful Imran on . Hits: 796Posted in Muara Teweh

Pembekalan Mewujudkan Zona Integritas (Webinar)

Webinar ESQ 3

Pada hari Sabtu, 29 Agustus 2020, Pengadilan Agama Muara Teweh mengikuti Webinar Pembekalan Mewujudkan Zona Integritas sesuai dengan Surat Undangan Wakil Ketua MA RI Non Yudisial YM. Dr. H. Sunarto, S.H., M.H. dengan nomor : 49/WKMA.NY/UND/8/2020 tanggal 25 Agustus 2020 perihal Undangan Pembekalan Mewujudkan Zona Integritas menuju WBK (Wilayah Bebas Korupsi) / WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih Melayani). Pembekalan dilaksanakan secara Webinar via aplikasi zoom dan diikuti oleh PA Muara Teweh dari Ruang Media Center PA Muara Teweh. Peserta Webinar terdiri dari Segenap Pimpinan dan Aparatur Badan Peradilan serta Lembaga di bawah Mahkamah Agung RI, terutama yang diusulkan untuk mendapat predikat WBK dan WBBM. Adapun dari Media Center PA Muara Teweh diikuti oleh Pimpinan, Hakim, Pejabat Struktural dan Fungsional, dan Pegawai lainnya dari kediaman masing-masing. Pembekalan ini dilaksanakan dalam rangka Internalisasi Nilai-Nilai Utama Mahkamah Agung guna mewujudkan Zona Integritas untuk menyongsong penilaian satker yang diusulkan mendapat predikat WBK dan WBBM.

ESQ4

Acara dimulai pukul 08.00 WIB dan dibuka oleh Sekretaris Mahkamah Agung RI H. Achmad Setyo Pudjoharsoyo, S.H., M.Hum., Beliau menyampaikan bahwa salah satu area ZI, area pertama adalah Manajemen Perubahan. Dalam mewujudkan Reformasi Birokrasi, Manajemen Perubahan ini sangat penting karena diperlukan untuk perubahan pola pikir/mindset, budaya kerja, baik individual maupun institusional sehingga dapat terwujud birokrasi yang efisien, produktif, dan profesional. Dalam mewujudkan perubahan ke arah yang lebih baik diperlukan internalisasi nilai-nilai yang baik pula, pada webinar kali ini dilaksanakan internalisasi nilai-nilai utama Mahkamah Agung RI yaitu :

1. Kemandirian                      5. Responsiblitas

2. Integritas                            6. Keterbukaan

3. Kejujuran                            7. Ketidakberpihakan

4. Akuntabilitas                       8. Perlakuan yang sama di hadapan hukum

ESQ1

Selanjutnya masuk kepada acara inti yaitu pembekalan yang diberikan oleh Dr. HC. Ary Ginanjar Agustian, Pendiri Lembaga Training ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Leadership Center, Yaitu Lembaga Pelatihan yang menggunakan metode pembangunan jiwa yang menggabungkan antara 2 unsur kecerdasan yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) dengan memanfaatkan kekuatan pikiran alam bawah sadar. Sebelum masuk kepada materi, semua partisipan diingatkan kembali tentang 8 Nilai Utama Mahkamah Agung dan diajak untuk melakukan senam sembari menghafal nilai-nilai tersebut dengan gerakan senam yang dilakukan. Senam ini dipimpin oleh Coach Iman dari ESQ Leadership Center, dengan tujuan agar seluruh Warga MA RI dapat lebih mudah mengingat nilai-nilai tersebut.

Kemudian Dr. HC. Ary Ginanjar Agustian memulai penyampaian materi dengan mengingatkan bahwa kegiatan ini dilakukan di hari yang mulia yaitu pada tanggal 10 Muharrom, hari dimana para Nabi Allah diselamatkan dari ujian dan cobaan yang menimpa. Yaitu ketika Nabi Ibrahim diselamatkan dari kobaran api, Nabi Musa diselamatkan dari kejaran Fir'aun, Nabi Yusuf diselamatkan dari dalam sumur, dan Nabi Yunus diselamatkan dari dalam perut ikan paus. Semoga di hari yang mulia ini Mahkamah Agung dapat bertransformasi menjadi Lembaga Peradilan yang terpercaya tidak hanya bagi penduduk bumi tapi juga bagi penduduk langit. Beliau menyampaikan bahwa ini bukan sebuah pembekalan biasa, melainkan sebuah janji bahwa Mahkamah Agung akan mewujudkan keadilan yang berasas pancasila. Terlebih dalam suasana kemerdekaan di bulan Agustus ini, Kemerdekaan tidak akan dapat terwujud tanpa terwujudnya keadilan di Republik Indonesia. Beliau menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada Waka MA Non Yudisial dan Sekretaris MA yang telah melakukan terobosan dengan mengadakan pembekalan ini guna mewujudkan Zona Integritas yang tidak sekedar hanya aturan, tetapi agar masuk ke dalam hati setiap warga Peradilan. Selanjutnya beliau menyampaikan sebuah quote "you cannot manage if you cannot measure" yang berarti kamu tidak akan bisa mengatur jika kamu tidak bisa mengukur. Yang mana dalam merubah pola pikir dan menginternalisasikan nilai, diperlukan pengukuran terlebih dahulu terhadap keadaan sebuah lembaga/organisasi. Dalam hal ini terhadap Mahkamah Agung dan Badan Peradilan serta Lembaga di bawahnya, beliau telah melakukan survey yang mendapatkan hasil Total Indeks Kesehatan Organisasi. Yang tertera di bawah ini :

Dengan mengetahui keadaan sebuah organisasi barulah kita dapat mencanangkan perubahan ke arah yang lebih baik. Selain Indeks tersebut, dalam kegiatan kali ini juga dilakukan beberapa survey secara online terhadap partisipant, antara lain survey kebosanan dalam bekerja (terutama secara WFH) dan survey perasaan dalam bekerja. Sehingga dapat diketahui keadaan jiwa dan mental seseorang dalam bekerja. Setelah Mapping/memetakan beberapa kendala, beliau menyampaikan salah satu solusi guna dapat bertransformasi ke arah yang lebih baik yaitu dengan ilmu AGA (Akses, Gandakan, Anchor). Beliau menyuruh semua partisipant untuk menarik nafas, mengingat/mengakses ingatan kapan menjadi pegawai terbaik selama bekerja, ucapkan 8 nilai utama MA, dan kaitkan/anchor ingatan dan nilai-nilai yang diingat tersebut sehingga dapat diterapkan/diaplikasikan ketika bekerja. Hal tersebut dilakukan agar momen terbaik selama bekerja dapat terus dilanjutkan dengan internalisasi di alam bawah sadar. Metode ini menggunakan Gerak, Fokus, Kata, sehingga dengan 3 unsur tersebut dapat benar-benar tertanam di alam bawah sadar nilai-nilai baik dan momen-momen baik sebagai pegawai.

Beliau juga menyampaikan bahwa meskipun sistem ZI yang dibangun sudah bagus, tapi nilai moral tidak dibangun dalam diri tiap individu maka itu tidak akan menjamin. Dianalogikan dengan kisah Dinasti Zaman Kerajaan di Cina yang sukses membangun tembok cina sebagai benteng pertahanan yang kokoh namun tetap juga bisa ditembus oleh Bangsa Menchuria dengan menyuap penjaga tembok cina tersebut. Jadi sekokoh dan sekuat apapun bangunan atau sistem yang telah dibuat, tanpa kekuatan jiwa individunya maka akan sia-sia belaka. Dan juga dijelaskan dalam slide total transormation model di bawah, bahwa yang menjamin terwujudnya transformasi ke arah yang lebih baik bukan sekedar strategi, struktur, dan sistem. Namun juga diperlukan perubahan perilaku, internalisasi nilai, dan keyakinan yang kuat. Karena strategi, struktur, dan sistem yang baik tidak akan teraplikasikan dengan baik tanpa perilaku yang baik dari individunya. Tanpa nilai dan keyakinan yang dipegang kuat oleh individunya. Dengan berjalan seiringnya Sistem dan Individu barulah dapat mencapai tahap pelaksanaan dan mewujudkan kinerja yang baik.

Kemudian Dr. HC. Ary Ginanjar Agustian menyampaikan hasil pengukuran budaya kerja di Mahkamah Agung RI yang telah dilakukan oleh Lembaga yang dipimpinnya. Hasilnya di antara lain:

1.Perlunya evaluasi terhadap orientasi bekerja (harapan saat ini lebih fokus terhadap kepentingan diri.

2.Harapan terhadap peranan pemimpin sebagai seorang teladan.

Selanjutnya beliau memaparkan beberapa level ESQ sebagai solusi transormasi bagi sebuah organisasi, khususnya bagi masa depan Mahkamah Agung yang telah dinilai budaya kerjanya:

Setelah menjelaskan level-level tersebut, giliran Coach Iman melakukan survey terhadap partisipant, di level manakah keberadaan mereka saat ini. Serta dilakukan survey tentang orientasi pegawai dalam bekerja. Hal ini dilakukan guna mengukur keadaan Pegawai Mahkamah Agung. Sehingga setelahnya kita dapat me-manage pribadi masing-masing setelah mengetahui keadaan individual. Setelah mengetahui di level mana keberadaan kita, selanjutnya Dr. HC. Ary Ginanjar Agustian menyampaikan bahwa minimal setiap pegawai MA RI harus berada di level 4. Dan kemudian beliau menjelaskan Matrix ESQ yang menjelaskan tahapan-tahapan yang akan kita lalui dalam bekerja, seperti tercantum dalam slide di bawah ini:

Beliau memaparkan bahwa kebanyakan orang memulai tahapan dari bawah dalam berorientasi di dunia kerja. Yaitu dimulai dari Kepastian dimana seseorang bekerja guna mendapatkan kepastian ekonomi. Dilanjutkan dengan tantangan, yang ditemui dalam dunia kerja. Kemudian menampilkan eksistensi diri, capaian-capain yang diraih selama bekerja. Kemudian mempunyai relasi dalam dunia kerja. Selanjutnya Perkembangan dalam karir yang diinginkan. Kemudian barulah Kontribusi yang dihasilkan oleh seseorang tersebut. Dan terakhir didapatkan makna dan tujuan bekerja. Tahapan dari bawah ke atas ini lumrah ditemukan dalam dunia kerja, namun bagi Warga Peradilan jika mengikuti tahapan dari bawah ke atas maka akan susah untuk mewujudkan Zona Integritas. Dijelaskan oleh beliau bahwa untuk melakukan transformasi, pegawai MA RI harus membalik tahapan tersebut dengan melakukan tahapan dari atas ke bawah. Pegawai MA RI dalam memaknai maksud dan tujuan bekerja harusla dengan memikirkan kontribusi apa yang bisa diberikan kepada Lembaga. Sebagaimana quote yang menyatakan "jangan tanyakan apa yang telah diberikan Negara kepadamu, tapi tanyakan apa yang telah engkau berikan pada Negara". Jika mindset seseorang telah berorientasi seperti ini maka Insyaallah tahapan-tahapan selanjutnya seperti perkembangan karir, relasi, eksistensi diri, tantangan, dan kepastian ekonomi akan mengikut semua.

Kemudian beliau menjelaskan perihal Grand Why / Alasan besar seseorang bekerja di MA RI, yaitu kita ditakdirkan Tuhan menjadi Insan Peradilan dengan tujuan agar kita menegakkan Keadilan. Alasan Utama ini harus benar-benar terpatri dalam tiap diri Insan Peradilan agar dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan menjalankan takdir Tuhan dengan sebaik-baiknya pula. Ini merupakan tugas mulia, sebagai Wakil Tuhan di muka bumi untuk menegakkan keadilan. Sehingga para Hakim dipanggil dengan Yang Mulia, mewakili sifat tuhan dalam asma'ul husna Al-Hakamu dan Al-Adlu. Semua partisipant diajak oleh beliau untuk segera bertransformasi dan berjanji untuk menjadi Insan Peradilan yang memiliki 8 Nilai Utama Mahkamah Agung RI. 

Acara memasuki waktu istirahat pada pukul 12.00 WIB dan masuk kembali pada pukul 13.00 WIB. pada sesi ini semua partisipant diajak oleh Coach Iman untuk memasuki tahap training ESQ dengan mengikuti ucapan dan gerakan yang membawa ke alam bawah sadar pikiran. Beliau mengajak semua partisipant mengakses ingatan ketika menjadi pegawai yang buruk, yang telah melakukan hal buruk. Dan kemudian mengajak pula untuk mengakses ingatan ketika menjadi pegawai yang baik, selanjutnya menghapus ingatan buruk tersebut dengan ingatan baik dalam alam bawah sadar sehingga dapat bertransformasi setelah tahapan training ESQ ini. Beliau juga memotivasi dengan alasan dan orientasi yang baik dalam bekerja sehingga setiap pegawai dapat memperbaiki orientasinya dan bertransformasi setelah training ini.

Acara selesai pada pukul 15.30 WIB ditutup oleh Sekretaris MA RI dengan menyampaikan bahwa tujuan pembangunan ZI ini bukanlah sekedar predikat WBK/WBBM, tapi tujuannya adalah mewujudkan visi MA RI yaitu "Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung".

Hubungi Kami

Kantor Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya

Jl. Cilik Riwut Km. 4.5 (73112) Palangka Raya 73112 Telp (0536) 3222837 Fax (0536) 3231746

Tautan ke Situs Sosial Media