Tradisi Mudik di Tahun Kelabu
Tradisi Mudik di Tahun Kelabu
Sumber Foto: Liputan6.com
Kuala Kurun | pa-kualakurun.go.id
Kuala Kurun- Idul fitri 1441 H tinggal menghitung hari yang berdasarkan perkiraan jatuh pada tanggal 25 Mei 2020. Gemerlap Idul Fitri tidak terasa di Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas. Hal ini disebabkan masalah Covid-19 belum juga teratasi, bahkan sejumlah wilayah terdekat seperti Palangkaraya masih memberlakukan PSBB.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya saat menjelang Idul Fitri, tahun ini warga Pengadilan Agama Kuala Kurun tidak berencana mudik dan memutuskan untuk tetap tinggal di Kuala Kurun, kendati keluarga mereka berada di kota dan pulau yang berbeda. Mohammad Imaduddin, S.Sy. Hakim yang bertugas di Pengadilan Agama Kuala Kurun adalah salah satu warga Pengadilan Agama Kuala Kurun yang tidak mudik kendati keluarganya berada di Pati Jawa Tengah.
Perintah bagi ASN untuk tidak mudik sesuai dengan Surat Edaran Menteri PANRB No. 46/2020 tentang Perubahan Atas SE Menteri PANRB No. 36/2020 tentang Pembatasan Kegiatan Bepergian Ke Luar Daerah dan/atau Kegiatan Mudik Bagi ASN dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19. Adapun Sanksi dibagi dalam 3 kategori. Kategori I bagi ASN yang mulai mudik sejak 30 Maret 2020 bertepatan dengan penerbitan SE Menpan-RB 36/2020 tentang Pembatasan Kegiatan Mudik Bagi ASN dijatuhi hukuman ringan. Kemudian kategori II bagi ASN yang mudik pada 6 April 2020 bertepatan dengan penerbitan SE Menpan-RB 41/2020 atas perubahan SE yang sebelumnya dijatuhi hukuman sedang. Kategori III bagi ASN yang mudik pada 9 April 2020 bertepatan dengan penerbitan SE Menpan-RB 46/2020 dijatuhi hukuman berat.
Idul Fitri tahun ini lebih terasa berat, selain karena jauh dari keluarga, di tahun ini pula masyarakat Indonesia dan dunia dihadapkan dengan cobaan yang berat. Semoga amal ibadah pada Ramadhan tahun ini mampu menjadi jalan agar pandemik Covid-19 segera berakhir.
“Wajah-wajah sendu di antara sipu kerap bertanya kapan wabah berlalu
Ingin rasanya bercerita indah tentang kampung halaman yang menderu
Semua upaya dan usaha pupus ditelan rindu
Maafkan aku ayah dan ibu, Tahun ini aku merasa kelabu
Jarak memisahkan hingga beribu, tak kunjung hilang aku berseru, demi kembali seperti dulu”
“Bravo PA Kuala Kurun” (AA - TI)