header pta Baru

“TERUSLAH MENJADI PRIBADI YANG BERAKHLAKUL KARIMAH dan TERUSLAH MENJADI PRIBADI YANG BERTAKWA” TEMA KULTUM PERDANA HARI KETIGA RAMADHAN 1442 H DI PA SUKAMARA

Written by Edi on . Posted in Sukamara

Written by Edi on . Hits: 527Posted in Sukamara

“TERUSLAH MENJADI PRIBADI YANG BERAKHLAKUL KARIMAH dan TERUSLAH MENJADI PRIBADI YANG BERTAKWA” TEMA KULTUM PERDANA HARI KETIGA RAMADHAN 1442 H DI PA SUKAMARA

Sukamara, Kamis (15/04/2021) Kultum perdana dilaksanakan oleh Pengadilan Agama Sukamara di musholla Pengadilan Agama Sukamara setelah selesai Sholat Dhuhur Berjamaah. Kegiatan kultum pada hari ketiga Ramadhan ini bertemakan “Teruslah Menjadi Pribadi Yang Berakhlakul Karimah”. Kultum siang ini diisi oleh salah satu Hakim Pengadilan Agama Sukamara, Adeng Septi Irawan, S.H. 

Dimulai dengan sebuah kisah yang disampaikan yakni sebuah cerita yang diriwayatkan oleh Imam Malik, tersebutlah waktu itu Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya tengah berkumpul dan berdiskusi di Masjid Nabawi. Tiba-Tiba Rasulullah berhenti bicara dan mengatakan kepada para Sahabat sebentar lagi akan datang ke Masjid Nabawi seorang calon penghuni surga. Para sahabat pun berpikir orang tersebut apakah yang paling rajin sholatnya, puasanya, atau yang paling rajin ibadahnya, sehingga Rasulullah menyebutnya calon penghuni surga. 

Lalu tiba-tiba datanglah seorang Anshor dengan wajah yang terbasuh air wudhu hendak melaksanakan sholat sunnah. Beberapa sahabat tampak tercengang, karena orang yang baru disebutkan oleh Rasulullah tersebut jauh dari kesan penghuni surga karena tidak terlihat hal spesial sama sekali dalam orang tersebut, 

Pada hari kedua, Rasulullah mengucapkan hal yang sama mengenai vcalon penghuni surga tersebut dan datanglah orang yang sama seperti kemarin. Para sahabat menjadi semakin bingung, apa yang membuat pria anshor tersebut disebut calon penghuni surga oleh Rasulullah. 

Di hari ketiga, masih sama Rasulullah menyebut orang yang sama kemarin dihadapan para sahabatnya sebagai calon penghuni surga. Para sahabat pun dibuat semakin bingung tak mengerti kenapa bisa orang anshor tersebut disebut Rasulullah Calon penghuni surga, Lalu salah satu sahabat Rasulullah yang bernama Abdullah bin Amr bin Ash berinisiatif untuk mencari tahu sendiri apa yang membuat pria anshor tersebut disebut oleh Rasulullah sebagai calon penghuni surga. 

Lalu Abdullah pun berniat menginap di tempat pria anshor tersebut. Di hari pertama tak ada ibadah yang spesial yang dilakukan oleh pria tersebut, lalu berlanjut di hari kedua masih sama hanya ibadah-ibadah wajib dan beberapa ibadah sunnah yang dilakukan tanpa ada ibadah khusus yang dilakukan oleh pria tersebut. Lalu di hari ketia Abdullah mencoba untuk tidak tidur guna melihat ibadah apa yang dilakukan oleh pria tersebut sehingga bisa disebut Calon Penghuni Surga. Namun, masih sama ibadah yang dilakukan pria tersebut pada hari sebelumnya. 

Setelah tiga hari menginap di rumah pria anshor tersebut. Abdullah pamit karena merasa tidak mendapatkan hal-hal spesial dalam ibadah yang dilakukan oleh pria anshor tersebut. Namun, ketika hendak pergi meninggalkan rumah tersebut pria anshor memanggilnya dan mengatakan bahwa “Kamu (Abdullah) memang tidak melihat hal spesial dari diriku, tapi kamu sudah melihat apa yang kulakukan kepadamu selama tiga hari ini yaitu berbuat baik kepadamu dan orang-orang yang datang ke rumahku, bukankah itu sudah cukup menjelaskan bahwa selama ini aku memiliki budi pekerti yang luhur dan baik kepada semua orang, tidak berbuat curang, jahat kepada orang lain, sehingga ini mungkin menjadi salah satu wasilah yang membuat Rasulullah menyebut diriku sebagai calon penghuni surga. Mendengar hal tersbut betapa tercengannya Abdullah bin Amr bin Ash karena hanya dengan berbudi pekerti luhur yang baik (berakhlakul karimah) bisa mengantarkan orang tersebut menjadi calon penghuni surga, Setelah mendengar jawaban tersebut Abdullah merasa lega dan menganggap bahwa itulah sebab Rasulullah menyebut pri anshor tersebut sebagai calon penghuni surga.

Lantas, apa korelasinya dengan puasa Ramadhan yang kita lakukan saaat ini, yaitu puasa tidak hanya menahan lapar, haus, dan hubungan suami istri saja tapi bagaimana puasa kita bernilai yakni dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik selama puasa, sehingga nantinya esensi puasa Ramadhan yang mewujudkan pribadi-pribadi yang la’allakum tattaqun bisa kita gapai. 

Menurut al-Ghazali dalam Kitab Ihya’ Ulumuddin disebutkan ada tiga tingkatan puasa, yaitu Shaumul Umum (puasanya orang umum), Shoumul khusus (puasanya orang khusus), dan Shaumul khusus lil khusus (puasa khususnya orang-orang khusus). Nah, untuk kita diusahkan menjadi Shoumul Khusus yaitu puasa yang tidak hanya menahan lapar dan haus saja serta hubungan suami istri, melainkan menjaga hatinya, lisannya, dan perbuatannya dari perbuatan dosa. Kenapa kok tidak Shaumul Umum, karena Shoumul Umum hanya lahiriyah saja puasanya menaha lapar dan haus serta hubungan suami istri sementara batiniahnya tidak puasa masih kerapkali melakukan perbuatan dosa. 

Lalu, kenapa kok tidak Shoumul Khusus lil Khusus, karena puasa ini puasanya para Nabi dan Wali dimana selain puasa menjaga makan dan minum, hubungan suami istri, dan perbuatan tercela juga menjauhkan diri dari kepentingan dunia (zuhud). Dimana, sebagai manusia di era sekarang tentunya sulit melakukan hal tersebut. Tapi, kalaupun ada ya bagus. 

Hikmahnya dari kultum singkat ini yaitu “Teruslah menjadi Pribadi yang Berakhlakul Karimah” dan “Teruslah menjadi Pribadi yang Bertakwa”. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang demikian. Karena berapapun amal ibadah yang kamu lakukan manakala akhlak kamu masih belum baik, tentu amal ibadah tersebut menjadi hampa. Karena sejatinya ibadah adalah menjauhkan diri kita dari perbuatan keji dan munkar serta perbuatan tercela (akhlakul mazmumah).

Semoga Kultum ini bermanfaat bagi kita semua. Wallahu’alam bi Shawab. (pa skr/bar/ad)

Hubungi Kami

Kantor Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya

Jl. Cilik Riwut Km. 4.5 (73112) Palangka Raya 73112 Telp (0536) 3222837 Fax (0536) 3231746

Tautan ke Situs Sosial Media