SERBA SERBI PENGAWASAN DI PA KUALA PEMBUANG

PA.KUALAPEMBUANG. Sebagaimana ungkapan pepatah “Ada kemauan ada jalan, tak ada kemauan banyak alasan”. Sibuk bukanlah alasan untuk tidak menikmati indahnya alam ciptaan Sang Maha Pencipta, karena Tuhan itu indah maka ia sangat mencintai keindahan. Setelah menyelesaikan lawatannya di Pengadilan Agama Kuala Pembuang untuk melakukan Pengawasan selama beberapa hari, hakim tinggi pengawas daerah dan rombongan sempat mengunjungi beberapa tempat wisata yang dianggap paling favorit di Kuala Pembuang. 

Foto bersama Hakim Tinggi Pengawas Daerah dan unsur pimpinan 

Pengadilan Agama Kuala Pembuang

Salah satu tempat yang sempat dikunjungi oleh rombongan hakim tinggi pengawas daerah adalah rumah makan “KANDANG” tempat makan yang menyajikan berbagai macam menu khas Kuala Pembuang dengan nuansa dan pesona yang begitu indah nan mempesona. Rumah makan yang tidak begitu jauh dari kantor Pengadilan Agama Kuala Pembuang tersebut menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi bagi mereka yang berkunjung ke Kuala Pembuang. Keindahan alam yang menyatu dengan peternakan sapi menjadi sesuatu yang unik dan menarik untuk rehat dan melepas lelah setelah beberapa hari berjibaku dengan “kertas” dan “berkas”.  

Nampak Ketua Tim (HATIBINWASDA) saat berbincang dengan Waka dan Panitera 

PA Kuala Pembuang disela-sela kunjungannya

Tempat lain yang tak kalah menarik untuk dikunjungi oleh rombongan adalah pelabuhan “SIGINTUNG” yang terletak sekitar 20 KM dari ibu kota Kabupaten Seruyan. “Sigintung” adalah pelabuhan setengah jadi dan masih belum fungsional, namun keindahannya mampu menghipnotis para pengunjung “Sigintung”. Betapa tidak pelabuhan dengan jembatan lautnya sepanjang hampir 1 KM kearah laut lepas dengan semilir angin yang menyatu dengan hembusan gelombang membuat para pengunjung begitu menikmati betapa indahnya semesta yang Allah ciptakan bagi hamba-hambanya ini. Lalu Allah bertanya “Maka Nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan ???  

Ini menunjukkan bahwa Nikmat yang Allah berikan kepada manusia itu tidak bisa di “ingkari”, dan yang sering dilakukan manusia adalah  “Men-Dustakan”-Nya. (ikh).