Ujian dan Pengorbanan Memaknai Ibadah Qurban, oleh Drs. H. Mashudi., S.H.M.H

 

 

 

Palangka Raya ||Senin, 10 Juni 2024

 

 

 

 

Bertepatan dengan bulan Dzulhijjah 1445 tidak terasa sudah memasuki hari ke-tiga, marilah kita selalu bersyukur kepada Allah AWT karena pagi ini senantiasa mendapat ridhonya, kita dapat dipertemukan dalam keadaan sehat wal’afiat. Seiringan dengan itu, kultum pagi ini dibuka oleh MC Luberta Dwi Astuti., S.H, di lanjutkan lantunan ayat suci al-Qur’an oleh Edy Wahyuni., A.Md. Idul Adha merupakan hari raya yang identik dengan ujian dan pengorbanan yang didalamnya terdapat sejarah yang penuh dengan hikmah yang saat ini menjadi syariat umat islam  yang senantiasa dijalankan yaitu ibadah Qurban. Qurban bermakna melakukan sembelihan hewan kurban yang dilakukan pada momen Idul qurban. baik hari nahr tanggal 10 Zulhijah ataupun hari tasyrik tanggal 11-13 Zulhijah.

 

Peristiwa ini bermula dengan kesabaran Nabi Ibrahim A.s yang diusia tuanya belum dikarunia keturunan selama puluhan tahun  setelah sekian lama menikah dengan Siti Sarah. Pada akhirnya Siti Sarah pun memberikan izin kepada nabi Ibrahim untuk menikah lagi dengan Siti Hajar. Tidak lama dari pernikahan itu akhirnya dikarunia seorang anak yang bernama Ismail. Dengan hadirnya Ismail membuat Nabi Ibrahim sangat bahagia namun kendati demikian membuat isteri pertamanya menjadi cemburu dikarenakan perhatian nabi Ibrahim tertuju kepada Siti Hajar sehingga  Siti Sarah meminta nabi Ibrahim untuk menjahui Hajar dan anaknya. Singkat cerita Nabi Ibrahim pun  membawa Hajar dan anak tercinta ke suatu lembah dekat Baitullah yang kering dan tidak ada tanaman.

 

 

Beranjak usia ramaja Nabi Ismail sudah dihadapkan dengan ujian Penyembelihan yang mana merupakan Perintah Allah SWT, disini Nabi Ibrahim kembali menghadapi ujian. Sebagaimana Firman Allah SWT:

 

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قالَ يا بُنَيَّ إِنِّي أَرى‏ فِي الْمَنامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ ما ذا تَرى‏ قالَ يا أَبَتِ افْعَلْ ما تُؤْمَرُ سَتَجِدُني‏ إِنْ شاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرينَ (102)

“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (Q.S. ash-Shaffāt 37: 102).

Dari peristiwa ini ada 3 (tiga) pelajaran yang dapat kita ambil hikmahnya yaitu:

1. Kecintaan kepada Allah SWT harus mengalahkan segalanya dalam artian ego duniawi harus dikesampingkan. Peristiwa ini sangat berat bagi Nabi Ibrahim diusia tua baru dikaruniai seorang anak dan harus mendapat perintah penyembelihan Nabi Ismail karena kehadiran Ismail adalah suatu yang dinantikan oleh Nabi Ibrahim.

Namun hal ini dengan keridhoan nya mendapatkan hikmah yang mendalam menjadi kan suatu Ibadah Kurban.

2. Keikhlasan yang luar biasa Nabi Ibrahim terhadap Ismail, Perintah penyembelihan Ismail dalam Q.S. ash-shaffāt 37: 102 merupakan salah satu ujian Allah swt kepada hambanya. Ujian akan bertingkat-tingkat sesuai dengan tingkatan hamba. Bagi Ibrahim, ujiannya adalah perintah mengorbankan putranya Ismail. Ismail adalah perkara duniawi yang paling dicintai Ibrahim.

3. Orang tua harus menjadi role model bagi anak - anaknya, Nabi Ibrahim mencerminkan sikap orang tua yang menjalankan perintah Allah SWT, dan menjadikan Ismail seorang yang patuh kepada orang tua. Sehingga Ibrahim menjadi sosok Figur bagi anak-anaknya.

 

Diakhir kultum ini, hikmah yang kita ambil dari Ibadah Kurban yaitu Marilah kita menata niat yang baik , dengan keikhlasan, janganlah kurban yang kita lakukan demi kegagahan duniawi, pamer harta dan menunjukkan kekayaan semata karena semua hal itu tidaklah menunjukkan ketakwaan kepada Allah SWT. 

 Sebagai mana firman Allah SWT

 

لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ ٣٧

 

Lay yanālallāha luḥūmuhā wa lā dimā'uhā wa lākiy yanāluhut-taqwā minkum, każālika sakhkharahā lakum litukabbirullāha 'alā mā hadākum, wa basysyiril-muḥsinīn

 

Artinya: "Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaanmu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang muhsin."  (QS. Al-Hajj : 37)

 

Mari kita mengerjakan amal-amal saleh yang dilakukan dengan ikhlas.Orang-orang yang berkurban dengan menyembelih binatang kurban tidak akan memperoleh keridhaan Allah SWT. Kecuali, apabila ia melakukannya dengan niat yang baik dan dengan keikhlasan yang sempurna tutur Mashudi”

 

Pembinaan Mental Oleh YM Dr. H. Syamsulbahri, S.H., M.H.

 

 

Sesi perkenalan dibuka oleh YM Wakil Ketua PTA Palangka Raya  diawali dari Pimpinan hingga PPNPN bertujuan untuk saling mengenal dan saling memahami satu sama lain. Dalam pembinaan, beliau menggaris bawahi masalah kebersihan dan keamanan kantor. Lingkungan bersih meningkatkan kinerja dan kenyamanan seluruh pegawai. Debu - debu baik dimeja dan lemari pegawai harus diperhatikan karna satker kita sudah WBK maka hal kecil tersebut harus dijaga kebersihannya. Mengenai penempatan tata letak seperti hiasan dan pernak-pernik ruangan seperti bunga kembang misalnya juga harus terlihat rapi dan indah. Begitupun dengan Toliet, kantor, terdapat banyak toilet baik di lantai atas dan dilantai bawah, maka harus sering dikontrol petugas dalam menjaga kebersihan toilet tersebut. Disamping menjaga kebersihan dan keamanan diharapkan bagi Tim Media sosial gencar meng-Update data pimpinan maupun pegawai yang di promosi atau mutasi untuk di share di media sosial terutama ke-update tan Website PTA palangka Raya dalam memberikan layanan informasi yang aktual, dan akurat. maka dari itu dimohonkan kerjasama kita semua. (Ag)