Pembinaan Mental dan Kultum Senin Pagi : Perilaku Konsumsi dan Perencanaan Keuangan
Palangka Raya, 13 Oktober 2025 – Bertempat di Aula Atas Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya pukul 08.15 sampai dengan selesai, seluruh aparatur Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya berkumpul untuk menghadiri kegiatan rutin di senin pagi, yaitu pembinaan mental dan kultum. Dalam kegiatan pembinaan mental dan kultum hari ini, kultum disampaikan oleh Kasubbag Keuangan dan Pelaporan Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya Bapak Sofyansaleh Efriyono, S.Pd.I.
Kegiatan pertama, yaitu pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Saudara Aga Nanda Eko Putra, S.AP. dan selanjutnya kultum yang disampaikan oleh Bapak Bapak Sofyansaleh Efriyono, S.Pd.I.
Sebelum memulai kultum, beliau berpantun :
Beli durian di bukit rawi
Meski berduri tapi manis sekali
Di bawah kendali Pak Arifin, Pak Darmadi dan Pak Abdul Rifai
Manajemen kantor jadi tertata rapi
Tema yang disampaikan pada kultum hari ini, yaitu mengenai perilaku konsumsi dan perencanaan keuangan. Dimana telah diketahui makhluk hidup memiliki tiga tingkat kebutuhn, yaitu kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier. Namun saat ini sudah banyak yang menjadikan kebutuhan tersier menjadi kebutuhan primer. Salah satu contoh diantaranya seperti handphone, banyak orang saat ini berlomba-lomba untuk memiliki iPhone, yang merupakan ponsel pintar saat ini.
Fenomena pemenuhan gaya hidup mewah seperti ini banyak mendorong orang-orang untuk melakukan pinjaman online (pinjol) dan tidak jarang pula yang sampai kebingungan untuk bayar cicilan. Titik terendah permasalahan ekonomi terjadi saat pandemi Covid-19, karena banyak orang atau perusahaan yang bangkrut.
Beliau juga menyampaikan bahwa fenomena perilaku konsumsi saat ini seperti rumus fisika p = F/A, dimana tekanan (p) akan semakin besar jika gaya hidup (F) makin tinggi dan tidak seimbang dengan penghasilan (A). Selain itu, beliau juga menyampaikan makna dari Surah Yusuf adalah ayat 47 sampai dengan 49 yang menjelaskan takwil mimpi Raja Mesir oleh Nabi Yusuf, dimana ada tujuh tahun masa subur yang akan datang, diikuti tujuh tahun paceklik, dan diakhiri dengan tahun kemakmuran kembali. Ayat ini bisa diartikan sebagai anjuran untuk berinvestasi atau menabung untuk masa depan, agar kehidupan lebih terjamin dan sejahtera. Selain itu, jika memiliki rezeki, kita harus mengaturnya, menyisihkan sebagian untuk masa depan, dan tidak menghambur-hamburkannya begitu saja.
Pesan dari kultum kali ini, jangan menghabiskan seluruh penghasilan hanya untuk memenuhi gaya hidup, pakailah untuk memenuhi kebutuhan primer dan sisihkan untuk zakat dan infaq/sedekah, karena zakat akan menjaga agar rezeki kita tidak musnah serta infaq/sedekah bermanfaat untuk mengembangkan rezeki.
Kultum ditutup oleh dengan pembacaan pantun oleh Bapak Sofyansaleh Efriyono, S.Pd.I. yang berbunyi :
Menggoreng iwak wadi
Dimakan pakai nasi
Kadada Pak Mursidi
Kantor jadi sunyi
Acara dilanjutkan dengan pembinaan oleh Plh. Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya, Panitera dan Plh. Sekretaris.
Pembinaan ditutup oleh Panitera Pengadilan Tinggi Agama Palangka Raya yang menyampaikan bahwa, banyak orang kaya dan berpendidikan tinggi juga banyak yang tidak sukses karena tidak ada semangat dan keberanian dalam hidupnya. Jadi kunci sukses adalah semangat hidup dan keberanian serta cadangan yang harus dipersiapkan. (tim redaksi)