Harap Tunggu...

» Palangka Raya » Dirbiganis Badilag Ungkap Strategi ‘Shock Therapy’ untuk Peningkatan Kinerja Lembaga
Dirbiganis Badilag Ungkap Strategi ‘Shock Therapy’ untuk Peningkatan Kinerja Lembaga
  

Dirbiganis Badilag Ungkap Strategi ‘Shock Therapy’ untuk Peningkatan Kinerja Lembaga

 Palangka Raya, Selasa (09/12/2025) – Direktur Pembinaan Tenaga Teknis Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama Mahkamah Agung RI, Dr. Candra Boy Seroza, S.Ag., M.Ag., memberikan pembinaan intensif kepada Tenaga Teknis Pengadilan Agama se-Kalimantan Tengah di PTA Palangka Raya pada Selasa, 9 Desember 2025. Paparan beliau mencakup apresiasi capaian daerah serta strategi tegas dalam optimalisasi kinerja.

Catatan Nasional dan Strategi Peningkatan Wibawa Lembaga

Dr. Candra Boy Seroza kemudian membahas perkembangan implementasi e-court. Meskipun mencatat bahwa banyak satker di Kalimantan Tengah sudah mencapai 100%, beliau memberikan pandangan dari skala nasional.

“Terkait penerapan e-court, kami melihat sudah banyak yang 100%, tapi kalau secara Nasional kita masih sekitar 20%. Angka ini menjadi catatan tersendiri dari pimpinan kita,” ujarnya.

Untuk menjawab tantangan peningkatan kinerja dan wibawa lembaga Peradilan Agama, beliau membeberkan bahwa Ditjen Badilag menggunakan data dari SIPP dan Simtepa untuk memonitor kinerja Ketua dan Panitera. Beliau mengkonfirmasi adanya kebijakan rotasi atau ‘shock therapy’ sebagai bagian dari strategi pimpinan.

“Mungkin ada dari Bapak/Ibu yang kena shock therapy dari Badilag, kok tiba-tiba berhenti jadi ketua dan kemudian Panitera turun jadi Panitera Pengganti,” katanya terus terang.

Dr. Candra Boy Seroza menekankan bahwa tindakan ini merupakan upaya korektif yang harus diterima demi kebaikan organisasi.

“Kadang sesuatu yang pahit itu harus kita minum/makan karena itu obat tidak selalu manis, kadang manis itu bisa menjadi penyakit,” tambahnya.

Beliau menegaskan bahwa strategi tegas tersebut bertujuan untuk meningkatkan wibawa lembaga kita Peradilan Agama di mata Mahkamah Agung dan masyarakat.

“Karena memang kalau mau cepat jalannya seperti kuda itu harus dipukul baru berlari, itulah salah satu strateginya,” tutup Dr. Candra Boy Seroza, memberikan pemahaman bahwa langkah-langkah yang mungkin terasa berat adalah kunci untuk mendorong percepatan dan perbaikan kinerja lembaga secara keseluruhan.