Apel Sore PA Palangka Raya: Bekal Iman, Etos Kerja, dan Semangat Anti Pengecut!
Palangka Raya │ pa-palangkaraya.go.id
Jumat, 17 Oktober 2025 — Menutup akhir pekan dengan penuh semangat dan makna, Pengadilan Agama Palangka Raya menggelar apel sore di halaman kantor. Kegiatan rutin setiap Jumat ini dipimpin oleh Basuni sebagai pemimpin apel, dan bertindak sebagai pembina apel yaitu Wakil Ketua PA Palangka Raya, H. M. Sa’dan, S.Ag.
Apel sore turut diikuti seluruh aparatur PA Palangka Raya, serta para mahasiswa magang dari UIN Palangka Raya dan IAID Martapura. Bertugas sebagai MC yaitu mahasiswa UIN, pembaca 8 Nilai Utama Mahkamah Agung dan yel-yel semangat dibawakan oleh Andi Harvanto, S.T., sementara pembaca doa penutup adalah mahasiswa dari IAID Martapura.
Dalam amanatnya, Wakil Ketua H. M. Sa’dan, S.Ag. menyampaikan pesan yang menggabungkan nilai spiritual dan etos kerja aparatur peradilan. Ia berharap setiap pekerjaan yang dilakukan dapat menjadi ibadah dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Pengadilan Agama Palangka Raya.
“Mudah-mudahan apa yang kita lakukan menjadi ibadah. Kinerja yang maksimal akan menambah kepercayaan masyarakat kepada kita,” ujarnya membuka pengarahan.
Beliau melanjutkan ceramah pekan sebelumnya dengan mengulas hadis Rasulullah SAW yang berisi delapan hal yang harus dihindari agar hidup tidak terpuruk dan selalu dalam kemajuan:
“Allahumma inni a’udzu bika minal hammi wal hazani, wal ‘ajzi wal kasali, wal jubni wal bukhli, wa dala’id-daini wa ghalabatir-rijal.”
Artinya:
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan kesusahan, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dari lilitan utang, serta dari dikuasai (atau dijajah) oleh orang lain.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Pada bagian ini, Wakil Ketua menjelaskan lebih rinci poin-poin yang belum sempat dibahas pada pertemuan sebelumnya, yakni poin ke-5 hingga ke-8:
- Ke-5: Pengecut (al-jubn) — orang yang takut mencoba, ragu mengambil keputusan, dan tidak berani berbuat akan sulit maju.
“Orang pengecut separuh kehidupannya sudah gagal, sementara orang berani separuh keberhasilannya sudah di tangan,” tegas beliau.
- Ke-6: Kikir (al-bukhl) — terlalu cinta harta dan enggan berbagi.
“Orang kikir akan rugi, karena hartanya dikuasai oleh dunia. Harta terbaik adalah ketika berada di tangan orang yang saleh dan dermawan.”
- Ke-7: Lilitan utang (dala’id-dain) — hidup dengan utang dapat menimbulkan penderitaan.
“Jauhi utang, karena utang adalah kesedihan di malam hari dan kehinaan di siang hari,” pesan beliau.
- Ke-8: Dikuasai oleh orang lain (ghalabatir-rijal) — bentuk penjajahan mental dan moral.
“Jangan sampai hidup dijajah, baik oleh pasangan, orang lain maupun oleh atasan. Yang baik itu saling menghormati, bukan menindas,” jelasnya.
Apel sore diakhiri dengan yel-yel penuh semangat dari seluruh peserta, mencerminkan kekompakan dan antusiasme aparatur PA Palangka Raya dalam menutup pekan dengan energi positif.
✨ “Bekerja dengan iman, melayani dengan semangat — agar setiap langkah menjadi ibadah dan setiap tugas bernilai pahala.”
Follow juga akun Media Sosial PA Palangka Raya
Instagram : pa_palangka_raya
facebook : pengadilan agama palangka raya
youtube : PA Palangkaraya
#humasmahkamahagung #ditjenbadilag #pengadilanagama #pa_palangkaraya #pta_palangkaraya